REHAT..bererti KEMBALI..( Ke alam Abadi)

Paparan kali ini dari tanah seberang...sungguh  bermanfaat buat  diriku dan para  pencinta  jalan tarbiyyah yang tiada perhentiannya.. Sesekali, kita perlu men'cas'kan baterry semangat dan motivasi juang dgn menyingkap semula jalan-jalan yg pernah di lalui oleh salafussolleh dalam menegakkan kebenaran.. 
"Tiada ALASAN sebenarnya untuk... "FUTUR" atau "UNDUR"..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~********************~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Anas bin Malik menceritakan tentang Abdullah bin Ummi Maktum(sahabat yang  buta)..  Pada perang Yarmuk, Abdullah bin Ummi Maktum hadir di tengah para mujahidin di medan perang, memakai baju besi, memegang bendera. Anas bin Malik bertanya, wahai Abdullah bin Ummi Maktum, bukankah Rasulullah saw telah memberi udzur kepadamu? Ia menjawab, “Ya betul, memang dalam Al Quran telah diberikan udzur kepada orang buta. Tetapi saya menginginkan dengan kehadiran saya di sini, di medan perang, paling tidak dapat menambah jumlah tentera Islam.”

Diceritakan lagi ketika tentara Holagu masuk ke kota Baghdad, terdapat seorang ulamak yang juga buta. Dia menghadang tentera dengan mengayunkan pedang ke kanan dan ke kiri barangkali ada musuh yang kena. Secara logik akal manusia, apa yang bisa dilakukan oleh orang yang dalam keadaan seperti itu? Barangkali andainya dia duduk di rumah, dia tidak dosa dan tidak ada pertanggung jawaban di sisi Allah. Tapi masalahnya, ia ingin berperanan, ingin aktif.

Kisah kisah semacam ini banyak dalam kisah 'tabi'in'. Yang kita inginkan dalam tarbiyah adalah para  da'ie seperti itu. Meskipun sudah udzur tetap saja bersemangat berjuang, berjuang, berjuang.Kekurangan dari sudut  jasmani,  material, kelengkapan , dan situasi duniawi lain bukanlah halangan manakala iman sudah tertanam kuat di dada...

Suatu ketika Imam Ahmad bin Hambal ditanya muridnya, 
 "Bila seseorang bisa beristirahat?” 

Ia menjawab, “Jika kita telah menjejakkan kaki di Syurga, maka disanalah kita akan beristirahat”). 

Maksudnya  sebelum kembali kehadrat yang Maha Kuasa, tidak ada waktu untuk senang senang beristirahat. 

"Laa rahata li du’at illa ba’dal mamaat "

maksudnya: (tidak ada kamus SANTAI-SANTAI (REHAT) bagi para da'i kecuali setelah mati). 
 ~ Syaikh Ahmad Rasyid. ~

[ Paparan asal: " BERHENTI bererti MATI" oleh ustaz Abdul Muiz(indonesia)..Penulis menyunting beberapa uslub bahasa penyampaian agar mudah di fahami oleh pembaca dari Malaysia.. ]   


RUJ: http://www.alimmahdi.com/2010/12/pemburu-akhirat.html

Ulasan

Catatan Popular